(Foto: thinkstock)
"Dari data KLB (kejadian luar biasa) untuk kasus keracunan makanan, maka yang terbanyak adalah berasal dari masakan rumah tangga," jelas Dr Ir Roy Sparingga, M.App,Sc, Deputi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM dalam acara Lokakarya Keamanan Pangan Olahan bagi Wartawan di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Kamis (28/4/2011).
Menurut Dr Roy, agen dugaan penyebab KLB keracunan makanan paling banyak disebabkan oleh mikroba yaitu sebesar 21 persen, sedangkan bahan kimia 13 persen dan sisanya tidak ada sampel.
Berikut pangan penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan yang disampaikan oleh Dr Roy:
- Masakan rumah tangga (562 kasus)
- Pangan olahan (205 kasus)
- Pangan jasa boga atau jasa catering (271 kasus)
- Pangan jajanan (186 kasus)
- Lain-lain (15 kasus)
- Tidak dilaporkan (25 kasus)
"Jadi terlihat masakan rumah tangga paling banyak menyebabkan kasus keracunan makanan," jelas Dr Roy.
Masakan rumah tangga bisa dikategorikan juga pada pangan produksi UKM (Usaha Kecil Menengah), termasuk Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).
Pangan yang dihasilkan UKM/IRTP sebagian besar dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah termasuk anak-anak sekolah.
"Dengan demikian, pangan UKM yang tidak aman berdampak dapat membahayakan kesehatan konsumen, bahkan jika berlangsung berlarut-larut dapat berdampak menghambat perkembangan SDM generasi yang akan datang," jelas Prof Dr Ir Dedi Fardiaz, MSc, peneliti senior Southeast Asi Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) Institut Pertanian Bogor.
Prof Dedi menjelaskan, penyakit karena pangan paling sering menyebabkan diare, yaitu gejala ringan keracunan makanan yang jarang disadari orang.
"Diare itu sudah gejala keracunan, tapi kan orang tidak sadar kalau dia mengalami keracunan makanan," jelas Prof Dedi.
Bagaimana menanganinya?
Masalah utama dari produksi industri rumah tangga pangan (IRTP) adalah karena kurangnya higienitas fasilitas dan kegiatan, serta sanitasi yang tidak memadai.
"Sebenarnya caranya sederhana saja, seperti pakai sarung tangan. Nggak usah sarung tangan yang mahal-mahal, cukup pakai kantong plastik kan bisa. Sarung tangan melindungi pangan dari pencemaran melalui jari-jari tangan. Lalu bisa pakai tudung saji, tudung saji itu luar biasa sekali manfaatnya," jelas Prof Dedi.
Selain itu, ada pesan keamanan pangan yang sederhana tapi penting yang disampaikan Prof Dedi, yaitu sebagai berikut:
- Cuci tangan sebelum mengolah makanan
- Jangan mengolah pangan tanpa mengenakan pakaian
- Pakai tutup kepala, gunakan celemek dan sarung tangan.
- Jangan masak di dekat kandang dan hewan peliharaan
- Jangan kerja (mengolah makanan) di lantai
- Jangan kerja (mengolah makanan) dekat tempat sampah.